Lebih Dekat Mengenal Petugas Keamanan Trevista Residence Bekasi
Bekasi - Bagi kita yang tinggal/ menetap
di Trevista Residence, tentunya hampir setiap hari melewati pintu gerbang
perumahan tercinta. Sekedar untuk menemani istri berbelanja atau mengantar anak
sekolah, dan tentunya saat kita berangkat atau pulang bekerja.
Pemandangan
saat petugas keamanan dengan sigap membukakan pintu gerbang secara lebar-lebar
terutama bagi penghuni yang menggunakan mobil, merupakan hal biasa yang sering
terlihat.
Pertanyaan
kecil apakah diantara kita yang tinggal menetap maupun penghuni
villa yang datang hanya seminggu atau sebulan sekali tahu nama petugas
keamanan kita? Jawaban itu ada pada pribadi kita masing-masing.
Tanpa
mengurangi rasa hormat, agar kita lebih dekat mengenal mereka. Berikut profil para petugas keamanan Trevista Residence, Bekasi.
Rohiman
Pak Rohiman |
Bapak 3 orang anak ini, biasa disapa “black” oleh
rekan-rekannya. Mungkin karena hobinya menggenakan baju hitam atau karena kuliatnya
yang sedikit lebih gelap. Kelahiran Bekasi, 9 Mei 1978 ini mengaku sudah
bekerja sebagai petugas keamanan di Trevista Residence sejak tahun 2013, “Kurang
lebih saya di sini sudah 3 tahunan pak,” ujarnya. Sambil meminum kopi yang baru
saja dibuatnya, ia mengatakan kalau rumahnya tak jauh dari perumahan cluster
Trevista.
Saat jaga malam, Rohiman mengaku kalau keliling
sudah diatas jam 01.00 biasanya ia ditemani rekannya. “Biar ada temennya lah. Kalau
udah jam segitu lumayan sepi terutama di belakang,” ujarnya berbisik.
Yono Mulyono
Yono |
Ia merupakan petugas keamanan termuda. Jika belum
mengenalnya, pria kelahiran Bekasi 17 September 1991 ini mungkin akan tampak
seperti seorang yang pendiam. Tapi sesungguhnya ia suka bercanda. Beberapa
banyolan kadang ia lemparkan ketika sedang duduk bersama di pos security.
Seperti malam kemaren saat pengambilan foto. “Nanti ati-ati pak kalau foto Masjidi, bisa-bisa kamera bapak malah rusak,”
ujarnya tertawa.
Yono, tinggal di Kampung Pulo Daon, Suka Mekar,
Bekasi. Pria lajang ini sudah bergabung bersama satuan keamanan Trevista
Residence sejak tahun 2013 “Bareng kok sama pak Rohiman,” tuturnya.
Masjidi
Pak Didi |
Kelahiran Bekasi, 2 Mei 1987 ini tinggal di
Kampung Kebalen, sekitar 1,5 Kilometer dari Perumahan Trevista Residence. Bapak
2 orang anak, yang akarab dipanggil ‘Didi’ oleh rekan-rekannya ini, memiliki
loyalitas yang cukup tinggi dalam menjaga keamanan. “Pernah satu hari, karena rekan
sift saya cuti. Eh tiba-tiba saya sakit. Meski demikian saya harus tetap
berangkat, karena tidak mungkin jika sift hanya ada satu orang.” Meski bidan didekat
rumahnya menganjurkan ia untuk istirahat, ia bersikeras untuk bekerja. “Alhamdulillah,
sambil minum obat dan banyak minum, akhirnya baikan juga tuh penyakit,”
tuturnya.
Dulu, bersama rekan-rekan security, ada kegiatan olah
raga bersama, seperti lari, senam dan berenang. “Tapi sekarang udah jarang lagi.
Padahal lumayan juga lowh pak.”
Lumayan untuk jaga kesehatan? “Bukan pak lumayan capek dan ngos-ngosan,”
candanya.
Gani Bin Sinan
Pak Gani |
Pria yang tak pernah lepas dari topinya ini, bisa
dibilang selalu terlihat serius. Tapi tidak usah takut, beliau tak seseram
kelihatannya. Bapak 3 orang anak ini bahkan punya beberapa usulan untuk
mempererat tali silaturahmi dengan warga.
“Ada baiknya, dibuat data yang berisi foto dan identitas
diri masing-masing warga khusus untuk petugas keamanan, terutama warga baru,”
tandasanya. Ia menceritakan meski tahu nama bapaknya, tetapi tidak tahu nama
istri, meski kadang muka tidak lupa. Seperti contoh paket, ada lowh paket yang
hanya mencantumkan nama istri, tanpa nomer rumah hanya tertera blok dan cluster
trevista residence. “Itu yang bikin kami binggung. Paling ujung-ujungnya
penerima paket ambil sendiri ke pos, karena kami tidak paham dengan nama
tersebut,” tutur kelahiran Bekasi, 2 Mei 1970.
Rusdi
Pak Rusdi |
Sedikit tidak percaya ketika melihat langsung
KTPnya. Ini karena tertulis kelahiran Bekasi, 20 Februari 1964. “Nikah muda pak
saya, jadi ditua-tuain,” ujarnya tersenyum.
Bapak 2 anak ini menuturkan, selain dari gaji
bekerja sebagai petugas keamanan Trevista Residence, untuk mencukupi kebutuhan
keluargannya, ia tak sungkan “ngojek”.
Saat jam kerjanya sudah selesai atau saat libur,
baik disuruh oleh warga Trevista untuk anter atau jemput anak mereka sekolah ia
lakukan. “Lumayan pak buat tambahan. Jadi biar dapur bisa tetep ngebul,”
paparnya.
Daming Dedyansyah
Pak Daming |
Kelahiran,
Bekasi, 17 Juni 1971, tinggal di Kampung Bambu, Kelurahan Kebalen, tak jauh
dari Cluster Trevista Residence. Pria yang suka bercanda ini, setidaknya sudah
bekerja sejak awal dengan PT Sahid Putra Harapan selaku developer Trevista
Residence. "Kira-kira sejak tahun 2011" ujar Daming. Beliau
menuturkan, saat pertama bekerja di Trevista hanya ada 3 petugas keamanan.
Meski sempat keluar, dan kemudian bergambung lagi. Pak Daming merasa nyaman bekerja di Trevista. Disamping dekat dengan rumahnya, "sekarang sudah adem, gak kayak dulu sebelum dibangun rumah," paparnya.
Hobinya bermain bola. "Ayuks main futsal sama saya," tatantangnya.
Hamdan
Pak Andan |
Jalan
kaki, itulah hobi pria yang akrab disapa "Andan" ini. Saat berjaga
malam atau siang hari, beliau memilih berjalan kaki menggelilingi cluster
karena menurutnya lebih sehat.
Pria yang mengaku jarang membawa identitas diri
(KTP) dan lebih suka meninggalkannya di rumah ini lebih menikmati bertugas saat
malam hari “Gak panas sih pak" ujarnya tertawa. Meski demikian ia kerap
terjaga di malam hari, menunggu warga Trevista Residence yang belum pulang
bekerja. "Ada beberapa warga yang pulangnya dini hari. Kan, harus
dibukakan pintu, jadi saya tunggu, sampai pulang," pungkasnya.
Awin
Pak Awin |
Seperti
namanya yang singkat, pria satu ini bisa dibilang sedikit bicara, dan lebih
banyak melontarkan senyum. Meski Awin belum begitu lama bertugas sebagai
security Trevista Residence, 60% nama warga yang tinggal di lingkungan Trevista
Residen beliau hapal. Pria kelahiran Bekasi 10 Oktober 1975 ini, tinggal di
Kampung Pangkalan, Sukamekar, Kabupaten Bekasi. “Lumayan jauh pak kalau dari
sini (Trevista). Jadi kalau waktu makan saya gak bisa pulang ke rumah seperti Daming atau Andan. Saya
mensiasatinnya dengan membawa bekal dari rumah,” ujarnya.
Pria
yang sudah 2 kali menikah ini harus bekerja lebih ekstra ketika musim hujan
tiba, untuk memeriksa pintu air, dan kolam penampungan. “Dukanya itu kalau
musim ujan, balik muter komplek pake motor, basah-basahan, sampai di pos depan
kopi abis,” ujarnya sambil tertawa.
Pertamax... Wah jadi bisa mengenal bapak-bapak security trevista...
BalasHapusKenapa gak premuim pak agus?
HapusTadinya malah mau pertalite pak anto..
Hapus